Wednesday, December 28, 2011

aku menantang rindu di bukit kutukan

(dari sebuah syair yang tak berjudul)

pada puncak pendakian yang terjal
sebuah lirih lamat terdengar
berulang dan kemudian menghilang

tapi apakah itu zikir atau hanya sedu ?

juga seperti tangis
isak yang coba disembunyikan
keluh yang coba dipendam
resah yang coba ditahan

itu seperti ode
sebuah kidung penyesalan
yang mirip ratapan
seorang kekasih tuhan
yang melakukan pengakuan

malam berhenti
bukit kutukan memeluk sepi
dan bulan... ada di langit mana kini
(aku rindu)
aku menanti
aku berdiri disini
untuk men-ada kembali

jtg – kdg / 2004 – 2011

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More