Sunday, January 1, 2012

taman d. zauhiddie, suatu malam

(sebuah catatan tertinggal di tahun 2005)

menyiakan separuh malam
diburu cemburu angin kantuk
ah, apa yang dapat kucatat
sebagai ingatanku kelak :

panggung terbuka, background layar hitam dan berlampu tak temaram
antara kursi-kursi yang membuatku jemu menunggu
membayangkan juga kuda dalam diriku ikut hilang kendali
atas ruang segi empat aku merapat;
mengabarkan tentang mimpiku sendiri di suatu hari
menjelang sore, ya...rahman sabur...rahman sabur itu namanya
menjadikanku kaspar, si gundul yang pengumam gagu itu
yang gemar berserapah
aku memang kambing dan monyet

(riuh tepuk tangan penonton, imajiku tersentak, jadi buyar)

lalu lagu, seremoni, kemudian malam bermula semarak
antara orang-orang yang berkehendak, orang-orang yang berderak
aku me-riung : dapatkah do’a menangkap makna di laju waktu ?
dalam seduhan asin do’a, di cangkir dunia yang meretak
dengan setengah ucapan lirih : hanya semoga bisa

kdg, 9/10/2005

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More