jika sayap retak ini patah
biarkan langit terus membiru
biarkan angin terus menderu
biarkan gunung terus diam membisu
biarkan impian jadi membeku
biarkan cinta tak menjadi satu
biarkan harapan menjadi sayu
biarkan sajak menjadi gagu
dan biarkan aku...
meratapi nasib yang semu
2012
Share
Popular Posts
-
memeluk dingin yang cukup menggigit pagi yang lumayan indah dengan cuaca yang bersahabat di kampung ini... seperti surga kecil : tempat ...
-
Mengingau Seperti kabar angin yang datang Segalanya menjadi bayang-bayang Di siluet yang buram ...
-
sebuah jalan yang landai, pada mulanya kemudian sedikit lereng dan sampailah pada puncak perbukitan lurus ke atas, langit membiru menyap...
-
jauh tatapan mata pemuda itu mengikuti bayang matahari sejumput pikiran lepas dijalanan. seperti kembara yang ringkih merayapi kegelapan m...
-
ada sunyi dalam sisa-sisa hujan dedaunan basah dan jalanan yang tampak sepi kandangan, menjelang senja menyiratkan makna pada puisi s...
-
ketika, suatu sore tanpa gerimis jalan-jalan yang tenang dan cemara berderai riang masih jatuh daun kapuk randu masih hijau hamparan re...
-
; hsnl senja lepas meninggalkanku yang masih terpaku di depan pintu ; seperti biasa yang meninggalkan banyak pertanyaan dalam resah pu...
-
( catatan yang tersisa dari sebuah ekspedisi ) hujan makin deras. udara yang kian dingin antara kesunyian yang kian sempurna hanya sebat...
-
Dalam mimpi, cinta tumbuh jadi bunga mawar Lalu, batangnya penuh duri itu, ke dalam bumi ia me...
-
bagaimana aku bisa menulis namamu dalam bait puisiku wahai tangis hujan. kamu bukan matahari kamu bukan ilalang, kamu bukan juga burung me...
Blog Archive
-
▼
2012
(28)
-
▼
January
(22)
- dalam bait puisiku
- puncak perbukitan.... dalam sebuah puisi
- rintik hujan malam ini
- epitaf
- kampung halaman
- hujan sederas hujan siang ini
- dalam labirin : kisah kupu-kupu yang jatuh cinta
- jadikan puisi...
- puisi : dalam sebait mantra
- puisi : bukan sekedar bermimpi
- puisi : saya retak. patah
- tentang puisi
- puisi : sisa rintik hujan sore kemarin
- sajak : untittled
- puisi : hujan
- puisi : lautan imaji (part 2)
- puisi : lautan imaji (part 1)
- sajak : pengembara
- sajak : catatan perjalanan
- puisi : batu kuda
- puisi : hingga tepian sorga
- taman d. zauhiddie, suatu malam
-
▼
January
(22)
Powered by Blogger.
Labels
- aku memang kambing dan monyet (1)
- anggrek hutan (1)
- banyak pertanyaan (1)
- batu karang (1)
- batu kuda (1)
- bergosip (1)
- bukan sekedar mimpi (1)
- bulan desember (1)
- catatan perjalanan (1)
- catatan yang tersisa (1)
- cerita cinta (1)
- dalam bait puisiku (2)
- dalam sebait mantra (1)
- dalam sebuah puisi (1)
- didepan mata (1)
- disayap malaikat (1)
- epitaf (1)
- hingga tepian sorga (1)
- hujan (2)
- hujan sederas siang ini (1)
- impian (1)
- jatuh cinta (1)
- jika ini kenyataan (1)
- kampung halaman (1)
- kandangan dalam puisi (1)
- kata (1)
- kayangan di muka bumi (1)
- keajaiban hidup (1)
- kesenangan belaka (1)
- kesunyian (1)
- kupu-kupu (1)
- langit biru (1)
- lautan imaji (2)
- lautan kutukan (1)
- lembah manglayang (1)
- lukisan (1)
- mantra (2)
- melankoli (1)
- mental kuat (1)
- menunggu senja (1)
- merayakan tahun baru implek (1)
- mimpi (3)
- musim semi (1)
- nasib semu (1)
- pengembara (1)
- prosa (3)
- puisi (15)
- puncak perbukitan (1)
- qiyamul lail (1)
- rindu (1)
- rintik hujan malam ini (1)
- sajak (11)
- sayap retak patah (1)
- senja (1)
- seperti dalam puisiku dulu (1)
- seperti surga kecil (1)
- sisa rintik hujan sore kemarin (1)
- sketsa (1)
- suatu malam (1)
- sungai amandit (1)
- syair (1)
- tangan tuhan (1)
- tentang puisi (1)
- tuhan (1)
- untittled (1)
- wajahmu (1)
Footer Widget 1
Footer Widget 2
Footer Widget 3
Copyright © 2011 hanya kumpulan puisi biasa | Powered by Blogger
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls
0 comments:
Post a Comment