Monday, January 2, 2012

sajak : untittled

jauh tatapan mata pemuda itu mengikuti bayang matahari
sejumput pikiran lepas dijalanan. seperti kembara yang ringkih
merayapi kegelapan malam. seperti meraba mimpi yang pahit dan
senyumnya tampak jadi kecut. antara deru napas kata-katanya
lepas menghujani rumput-rumput, ilalang, daun-daun kering yang
terhampar dikedua telapak tangannya. mestinya hujan itu akan
mencipta guratan sungai yang jernih bukan
telaga yang keruh, asin dipelupuk matanya. hingga sepanjang waktu
ia seperti selalu menyesali dan merasakan rasa sakit.
dihatinya. ada samudera sebenarnya, yang tenang dan tak beriak
bahkan tak berai disaput gerombolan angin. tapi kabut
yang menyelimuti tubuhku menghalangi pandangannya ;
dan aku tahu bahwa kabut itu hanyalah sisa-sisa kenangan,
sepotong nostalgi, yang dapat dilupakan ataupun untuk tetap
diingat sebagai bagian dari perjalanan hidupku yang tamapk nanar ini.

dalam hari yang muram, 19/10/2005

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More