terpaku dalam lautan kutukan
awan selalu menghadang dimukaku kala
aku menatapmu
adakah awan itu kau sengaja datangkan
demi—runcingnya hatiku dan pandanganku—
hingga aku dapat menatapmu
dengan kesucian hati
lautan kutukan terpaku
jauh langkah kaki
menginjak karang dan menapaki
dinginna awan “tertembus”
‘tuk memetik—kilau permata—
dipuncak gunung keabadian
sukma tegar
meraung dalam ruang hampa
dengarkah ?
kdg, 1999
0 comments:
Post a Comment