Monday, January 23, 2012

puncak perbukitan.... dalam sebuah puisi

sebuah jalan yang landai, pada mulanya
kemudian sedikit lereng dan sampailah pada
puncak perbukitan
lurus ke atas,
langit membiru menyapu kan angin cukup deras
agak ke selatan.. turun beberapa langkah
ada mata air sungai
lumayan jernih
membentuk telaga kecil
di jalan berbelok arah timur

tidak lebih dari lima ratus meter persegi
luas tanah landai puncak perbukitan ini
dengan sebuah gubuk...
sebuah kandang ternak
sehamparan kebun
separuh petak tanaman karet
yang sambungannya menurun bukit

duduk di pelataran gubuk ;
lalu memandang ke arah utara
ada pemandangan hamparan sawah
ada barisan pohonan kepala
di batas garis lengkungan langit

seperti seorang penyair
yang ektase menulis puisi :
ketika melihat daun-daun tomat
buah cabai yang mulai me-merah
berbadu dengan kecerahan
sinar matahari
bukan hanya siluet merah
yang indah...
ini sorga yang tak berbanding
yang ada didunia
ini tanah kesuburan
tempat para malaikat menabur cinta
ini tetirah para dewa
tempat meruwat para naga
atau mungkin tempat paling lain
di muka bumi
yang layak jadi altar pemujaan

di puncak perbukitan ini
hanya duduk di pelataran gubuk
mengubah puisi
menatah narasi
sebelum hujan datang, sebelum senja
dan sesudah ingatan melupa
kata-kata ini meng-ada

tegal... merayakan tahun baru imlek 23 januari 2012...

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More